Dikisahkan, seorang syeikh mendatangi muridnya yang ia lepas
semenjak ia berusia belia, dan kini telah masyhuur di kalangan masyarakat
dengan keahliannya.
“Assalaamu’alaikum” sapa Syeikh pada muridnya yang selesai
dari sholat zuhur kala itu.
“Wa’alaikumuus salaam Wahai Guruku” jawab si murid.
Setelah duduk dan menikmati hidangan dari sang murid, syeikh
bertanya, “ku dengar akan keahlianmu yang kini masyhur, bias kah kau
perlihatkan padaku sekarang?”. Dengan penuh keyakinan si murid menjawab “Insya Allah wahai
Guru”
Lalu ia ambil 3 batang jarum jahit, kemudian ia arahkan pada
batang kayu yang tegak sebagai penyanggah rumahnya, menancaplah jarum itu
hingga tersisa lubang di ujung jarum yang di gunakan untuk memasukan benang,
namun Syeikh hanya diam.
Jarum kedua ia lemparkan kembali, dan dengan keahliannya,
jarum itu berdiri tegak masuk pada lubang jarum pertama. Syeikh masih terdiam. Kemudian
ia lemparkan kembali jarum terkahir yang akhirnya menancap pada kayu dan
melewati lubang jarum kedua.
Syeikh pun berdiri menghampirinya dan berkata “datanglah ke
rumahku, dan ku akan memberimu 1000 dinar dan 1000 rajam”
Si murid yang keheranan bertanya “maaf Guru,
mengapa engkau berikan aku 1000 dinar dan 1000 rajam, hal apa yang membuatku
pantas mendapatkan dua hal itu?”
“karena kau telah mempelajari hal yang tak ada manfaatnya
sebagai modal untuk kehidupan akhirat nanti”